Pagi-pagi sekali ketika benang-benang fajar masih bermunculan halus di kaki langit bagian timur. Tomo mulai bergegas mengayuh sepedanya menghirup udara segar kota. Masih sangat segar, terasa hingga mengalir dingin di dada. Pagi memang masih alami, udara hadir dengan kesejukan sebelum dikotori manusia pemilik jejak karbon tinggi. "Ya setidaknya masih bisa bersepeda untuk mengantar koran pagi ini." Syukur Tomo dalam hati. Bapak yang sudah berkepala tiga itu selalu semangat setiap pagi. Dikayuhnya sepeda tua warisan bapaknya ketika ia muda dulu dengan sekuat tenaga. Harap-harap bisa mematuk rezeki pagi ini. Semoga ia duluan sebelum ayam mematuk. Sepeda berwarna hitam kehijauan itu masih setia menemaninya setiap pagi. Walau sepedanya jarang dimanja. Tetapi bagi sepeda, ini tuntutan untuk mendukung kebahagiaan Tomo dengan keluarga. Koran yang telah diikatkannya di bagian belakang sepeda sudah siap diedarkan. Berita-berita terbaru, cerita-cerita baru se
Mari Berkelana Dalam Cerita.