Skip to main content

Day 3

Kolaborasi adalah solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah, LSM (Lembaga Swadaya Masyrakat), Akademisi, temasuk masyarakat itu sendiri mesti bergotong royong bersama-sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat. Jika satu kaki saja ada yang terluka, maka jalan untuk menuju masyarakat yang sejahtera akan sulit teracapai. 

Pemerintah tidak memiliki kekuatan untuk bergerak sendiri karena keterbatasan pendanaan, tenaga riset dari akademisi serta dukungan dari masyarakat. LSM juga demikian, karena tidak leluasa bergerak tanpa adanya kemudahan jalan dari pemerintah selaku pemegang tambuk tanggung jawab tertinggi. Akademisi juga tidak bisa mengimplementasikan hasil riset dan pengabdiannya jika tidak didukung oleh pemerintah dan masyrakat itu sendiri. Dan masyarakat tidak tidak memiliki kemampuan untuk memberdayakan dirinya sendiri tanpa ada penunjuk jalan dari pemerintah, LSM, serta akademisi.

UPTD KPHP Kerinci selaku pemerintah yang menaungi masyarakat telah memberi banyak fasilitas baik bantuan moril maupun bantuan pendanaan serta peralatan untuk mendukung perekonomian masyarakat. Dalam pemaparan Pak Pauzan, terdapat setidaknya tiga hal yang telah dilakukan oleh pihak KPHP Kerinci dalam mendorong perekonomian masyrakat.

Pertama, UPTD KPHP Kerinci memberi akses kepada kelompok PS (Perhuhtanan Sosial) untuk mendapatkan bantuan alat ekonomi produktif. Melalui kolaborasi, pemerintah bersama stakholders talah mengupayakan peralatan untuk meningkatkan ekonomi produktif masyrakat seperti Alat pengolahan asp cair, alat pengolahan madu, alat pembuat tusuk sate dan tusuk gigi, stup madu, alat pemotong stik kayu manis, alat penyulingan minyak atsiri serta alat-alat lain di beberapa desa binaan dibawah naungan KPHP Kerinci.

Kedua, memberi pembinaan dan pemberdayaan secara berkesinambungan untuk menggali potensi dan menciptakan peningkatan ekonomi masyrakat.

Ketiga, pemerintah dalam hal ini KPHP Kerinci yang merupakan wakil dari Dinas Kehutanan Privinsi di tapak juga memberikan informasi akses pasar kepada masyraakat mengenai produk yang mereka keluarkan.

Setidaknya ada tiga komoditas yang menjadi prioritas KPHP Kerinci yaitu kayu manis, kopi dan madu. Kesmuanya adalah HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu). 

Keadaan lahan Kerinci dengan keadaan kontur yang lumayan rapat menjadikan areal kerja KPHP Kerinci tidak bisa ditanam secara monokultur. Dan inilah tantangangannya. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa paradigma kehutanan telah beralih dari kayu menuju hasil hutan non kayu.

Pemanfataan hasil hutan bukan kayu menjadi bentuk inovasu dan soluasi dari kebutuhan terhadap kayu dan pertambahan jumlah penduduk. Selain itu, memanfaatkan hasil hutan bukan kayu menjadikan kita jeli untuk meilhat potensi dari apa ada di lapangan. 


Comments

Popular posts from this blog

Buku Hijau

Untukmu saksi bisu. Denganmu garis-garis perjuangan ku ukirkan. Denganmu bait-bait cinta kurangkaikan. Denganmu segala sendu kusampaikan. Dan denganmu jutaan semangat ku hamburkan. Kau hanya diam tersenyum melihatku menulis diatasmu. Kaulah sahabat sebenar-benar sahabat. Tidak khianat. Sekarang tetaplah bisu. Tapi nanti setelah aku mati. Ceritakanlah sejarah juang dan mimpi-mimpiku pada manusia dan semesta. Karena aku hanyalah manusia egois yang ingin jiwaku tetap hidup, walau raga telah tiada. Sahabat, kau akan menjadi pemantik perubahan dunia. Terima kasih sahabatku, setia selalu. Walau kita terpisah oleh dimensi ruang dan waktu. ~dorelefendi

Kesadaran

     Hanya ada suara adzan di masjid ketika kami melakukan kunjungan ke salah satu rumah sakit di sudut kota. Mungkin karena malam, sehingga tempat ini tidak begitu ramai akan suara. Langkah kaki bergesek ke lantai terdengar, sesekali terdengar juga suara orang-orang yang melintas menghiasi perjalanan kami menuju ruangan B1, bagian rawat inap.      Sama seperti rumah sakit pada umumnya, Rumah Sakit Raden Mat Taher yang ada di Kota Jambi ini termasuk rumah sakit yang menghadirkan suasana mencekam. Bagiku rumah sakit selalu mencekam, terutama tentang kesedihannya. Orang-orang yang biasa bersama dengan tawa, kini mesti berlarut dengan kesedihan karena penyakit. Bahkan tidak sedikit yang mesti mendatangkan tangisan penuh kesedihan karena kematian.      Sebelum menaiki tangga menuju lantai dua, aku sempat meliihat seorang anak muda yang tidak sanggup lagi berjalan. Ia didorong diatas kursi roda bertangkaikan infus di samping kanannya. Tatapannya kosong. Sayang sekali rasanya, umur semu