Skip to main content

Asa, Rasa dan Cinta

            

     Perjalanan kali ini adalah perjalanan yang serat akan kedamaian, ketenangan dan juga kesendirian yang begitu membahagiakan. Perjalanan menuju danau diatas awan di pelosok negeri. Danau yang tak habis dengan pesonanya. Dimulai dari gemulai ombak kecil ditepi danau, sejuknya udara, kicauan burung, dan bunyi dedaunan yang tertiup riuh angin. Menambah dukung suasana disini yang berdamai dengan hati.

     Awal perjalanan sendiri, ya aku memang berniat memulai petualangan ini dengan langkah kaki kesendirian. Tapi gunung selalu mengerti akan hal itu. Gunung tidak pernah menghadirkan kesendirian untuk kita. Di perjalanan, aku banyak bertemu orang hebat pendaki gunung. Hal itu menggoyahkan keyakinanku bahwa aku yang awalnya ingin dengan kesendirian kini berganti dengan keramaian. Banyak orang melakukan perjalanan dari keramaian menuju pengasingan, dan tidak sedikit pula yang melakukan perjalanan dari pengasingan menuju keramaian. Semua itu dilakukan hanya untuk mendapat kebahagiaan hati.

     Solo tracking mengajarkanku tentang makna persahabatan. Karena gunung memang menghadirkan orang-orang baru dalam hidup kita. Dengan pertemanan di gunung, tak sedikit pula yang berakhir dengan ikatan persahabatan. Dimulai dari hanya dengan saling sapa sesama pendaki, berbagi senyuman, minuman, ataupaun makanan. Bisa juga dengan lelucon para pendaki ketika bercengkrama bersama. Disitulah kita nikamati setiap perjalanan kita. Karena terkadang, perjalanan jauh lebih penting daripada tujuan.

     Solo tracking mengajarkanku tentang hukum alam. Yang mana kebaikan pasti akan berbalas kebaikan pula. Hal itu yang ku dapat kali ini. Kebaikan yang kutebar dengan keikhlasan selama ini, ternyata kudapatkan dari pendaki-pendaki lain. Walaupun sebenarnya anggapan kita tak selalu kebaikan berbalas dengan kebaikan. Tetapi karena kebaikan yang ku semai selama ini kuiringi dengan keikhlasan. Sehingga apa yang kuterima adalah kebaikan.

     Lebatnya hutan, hijaunya air danau, dan putihnya awan yang bergulung hari ini membuatku begitu bersyukur. Solo tracking mengingatkanku untuk memperbanyak syukur atas nikmat-Nya. Di satu waktu aku menyendiri dan mencoba menghitung nikmat ilahi. Tak dapat kupungkiri bahwa semua hamparan yang ada di depan mata ini adalah anugerah yang tak dapat kuhitung satu persatu.

     Matahari telah tergelincir, menunjukkan bahwa aku harus menjalankan kewajiban. Kembangan matras menjadi saksi sujudku kali ini. Lantunan ayat suci dan bacaan shalat menjadi do'aku setiap waktu. Kutadahkan tangan, kutundukkan kepala, kuucap terimasih tuhan atas semua ini. 

     Perlahan matahari bergerak menuju kediamannya dimalam hari. Membuat hari semakin gelap, tetapi jiwa ini tak gelisah dan hati ini tak gundah, karena kehadiran senja akan tiba. Dan senja akan berganti menjadi pelipurlara hati yaitu sosok bintang dimalam hari. 

     Ketika malam dengan kilauan bintang, aku hanya ingin bersama sessorang yang telah membuat hati ini tak mampu berpaling tentangnya, aku pernah berhayal tentang cinta ini, ku ingin duduk berdua bersamanya di tepi danau ini, di bawah pohon, dan kubacakan novel romansa percintaan untuknya. Sungguh khayalan yang menerbangkan hati tinggi-tinggi.

     Perjalanan kali ini, membuatku jauh menghayal, perjalanan kali ini menyatukan asa, rasa dan cinta. Walau cinta hanyalah khayalan yang kurasa ditengah asa. 

Comments

  1. Rel di bait kedua kalimat terakhir itu harusnya kebahagiaan mksdmu kan?
    Ada tertinggal kata2nya itu

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Buku Hijau

Untukmu saksi bisu. Denganmu garis-garis perjuangan ku ukirkan. Denganmu bait-bait cinta kurangkaikan. Denganmu segala sendu kusampaikan. Dan denganmu jutaan semangat ku hamburkan. Kau hanya diam tersenyum melihatku menulis diatasmu. Kaulah sahabat sebenar-benar sahabat. Tidak khianat. Sekarang tetaplah bisu. Tapi nanti setelah aku mati. Ceritakanlah sejarah juang dan mimpi-mimpiku pada manusia dan semesta. Karena aku hanyalah manusia egois yang ingin jiwaku tetap hidup, walau raga telah tiada. Sahabat, kau akan menjadi pemantik perubahan dunia. Terima kasih sahabatku, setia selalu. Walau kita terpisah oleh dimensi ruang dan waktu. ~dorelefendi

Kesadaran

     Hanya ada suara adzan di masjid ketika kami melakukan kunjungan ke salah satu rumah sakit di sudut kota. Mungkin karena malam, sehingga tempat ini tidak begitu ramai akan suara. Langkah kaki bergesek ke lantai terdengar, sesekali terdengar juga suara orang-orang yang melintas menghiasi perjalanan kami menuju ruangan B1, bagian rawat inap.      Sama seperti rumah sakit pada umumnya, Rumah Sakit Raden Mat Taher yang ada di Kota Jambi ini termasuk rumah sakit yang menghadirkan suasana mencekam. Bagiku rumah sakit selalu mencekam, terutama tentang kesedihannya. Orang-orang yang biasa bersama dengan tawa, kini mesti berlarut dengan kesedihan karena penyakit. Bahkan tidak sedikit yang mesti mendatangkan tangisan penuh kesedihan karena kematian.      Sebelum menaiki tangga menuju lantai dua, aku sempat meliihat seorang anak muda yang tidak sanggup lagi berjalan. Ia didorong diatas kursi roda bertangkaikan infus di samping kanannya. Tatapannya kosong. Sayang sekali rasanya, umur semu