Skip to main content

Aku Sebuah Buku


Aku sebuah buku.
Engkau bebas menuliskan apapun padaku
Engkau bebas mau menjadi tokoh apapun disetiap ceritaku
Apakah itu sosok inspiratif, penyayang, pemarah, baperan, sekalipun sosok yang konyol
Semua itu tertulis dalam diriku, olehmu.

Aku sebuah buku.
Jangan pernah nilai aku dari coverku
Kenalilah aku lebih dekat dengan membacaku, jangan dari mulut orang lain
Jangan baca aku setengah-setengah
Karena nanti kau tak dapat amanat di ujung kisah
Kau boleh mengutip kata-kata bijakku, juga belajar banyak dari setiap kisah yang digoreskan padaku

Aku sebuah buku
Aku bisa menjadi baik, pun bisa menjadi buruk
Aku bisa memotivasi, juga bisa menjadi aliran nasionalis kiri
Kadang tertulis dalam diriku, tentang sosok idealis, juga tak lupa tentang sosok yang agamis

Aku sebuah buku
Aku bisa membuatmu baper setengah mati, juga benci sepenuh hati
Aku siap menjadi pelabuhan untuk setiap kisah, karya, prestasi juga cinta gilamu.

Semua tergantung padamu
Mau membaca atau menulis sejarah dalam lembar-lembar kosongku

Satu pesanku, jangan biarkan aku berdebu !

Comments

Popular posts from this blog

Buku Hijau

Untukmu saksi bisu. Denganmu garis-garis perjuangan ku ukirkan. Denganmu bait-bait cinta kurangkaikan. Denganmu segala sendu kusampaikan. Dan denganmu jutaan semangat ku hamburkan. Kau hanya diam tersenyum melihatku menulis diatasmu. Kaulah sahabat sebenar-benar sahabat. Tidak khianat. Sekarang tetaplah bisu. Tapi nanti setelah aku mati. Ceritakanlah sejarah juang dan mimpi-mimpiku pada manusia dan semesta. Karena aku hanyalah manusia egois yang ingin jiwaku tetap hidup, walau raga telah tiada. Sahabat, kau akan menjadi pemantik perubahan dunia. Terima kasih sahabatku, setia selalu. Walau kita terpisah oleh dimensi ruang dan waktu. ~dorelefendi

Kesadaran

     Hanya ada suara adzan di masjid ketika kami melakukan kunjungan ke salah satu rumah sakit di sudut kota. Mungkin karena malam, sehingga tempat ini tidak begitu ramai akan suara. Langkah kaki bergesek ke lantai terdengar, sesekali terdengar juga suara orang-orang yang melintas menghiasi perjalanan kami menuju ruangan B1, bagian rawat inap.      Sama seperti rumah sakit pada umumnya, Rumah Sakit Raden Mat Taher yang ada di Kota Jambi ini termasuk rumah sakit yang menghadirkan suasana mencekam. Bagiku rumah sakit selalu mencekam, terutama tentang kesedihannya. Orang-orang yang biasa bersama dengan tawa, kini mesti berlarut dengan kesedihan karena penyakit. Bahkan tidak sedikit yang mesti mendatangkan tangisan penuh kesedihan karena kematian.      Sebelum menaiki tangga menuju lantai dua, aku sempat meliihat seorang anak muda yang tidak sanggup lagi berjalan. Ia didorong diatas kursi roda bertangkaikan infus di samping kanannya. Tatapannya kosong. Sayang sekali rasanya, umur semu