Skip to main content

Teori Penyelesaian Masalah.

   

 Bukan nepel namanya kalau tidak gelisah berlebihan jika belum menyelesaikan suatu pekerjaan. Dua bulan kedepan, ada beberapa agenda besar yang harus diselesaikan. Ditambah lagi tugas kuliah dan embel-embel ujian yang serba tiba-tiba.
     Selalu bergitu, setiap waktu. Berlebihan memikirkan sesuatu akan berdampak buruk dan mengganggu hari-hari nepel. Serangan di pikirannya seolah menusuk pikirannya, membuat hatinya terbelenggu dan jantungnya berdetak tak menentu.
     Pengalaman sedari dulu, nefel selalu menyelesaikan tugasnya. Mau tidak mau, siap tidak siap, kegelisahan nepel selalu dilahap oleh waktu. Setelah diselesaikan oleh waktu,barulah nepel bahagia sementara sebelum perkerjaan dan masalah lain berjejer di muka. Seolah berkata "Selesaikan aku".
     Karena sejatinya, kita hidup adalah untuk menyelesaikan masalah. Dia datang silih berganti. Kadang dia datang dengan bobot yang berat, kadang hanya hal yang sepele. Kadang sekaligus dengan kuantitas tinggi, kadang dia datang seorang diri. Masalah tetaplah masalah yang harus kita hadapi. Akan selalu ada masalah dalam perjalanan kehidupan. Ketika suatu maslalah datang, nepel sibuk pusing memikirkannya. Kemudian masalah lebih besar datang, masalah kecil jadi terabaikan dan pasti akan terselesaikan sendiri oleh waktu dan semesta.
     Bisa jadi teorinya seperti ini, "Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah menciptakan masalah yang lebih besar"
     walau kata orang " Masalah tidak akan menjadi masalah jika masalah tersebut tidak dipermasalahkan". 
     Hadapi setiap masalah, jangan meninggalkannya !
     Karena kita hidup untuk menyelesaikan masalah. 

Comments

  1. Semangat untuk selalu menghadirkan karya yg menginspirasi kami bang❤😇

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Buku Hijau

Untukmu saksi bisu. Denganmu garis-garis perjuangan ku ukirkan. Denganmu bait-bait cinta kurangkaikan. Denganmu segala sendu kusampaikan. Dan denganmu jutaan semangat ku hamburkan. Kau hanya diam tersenyum melihatku menulis diatasmu. Kaulah sahabat sebenar-benar sahabat. Tidak khianat. Sekarang tetaplah bisu. Tapi nanti setelah aku mati. Ceritakanlah sejarah juang dan mimpi-mimpiku pada manusia dan semesta. Karena aku hanyalah manusia egois yang ingin jiwaku tetap hidup, walau raga telah tiada. Sahabat, kau akan menjadi pemantik perubahan dunia. Terima kasih sahabatku, setia selalu. Walau kita terpisah oleh dimensi ruang dan waktu. ~dorelefendi

Kesadaran

     Hanya ada suara adzan di masjid ketika kami melakukan kunjungan ke salah satu rumah sakit di sudut kota. Mungkin karena malam, sehingga tempat ini tidak begitu ramai akan suara. Langkah kaki bergesek ke lantai terdengar, sesekali terdengar juga suara orang-orang yang melintas menghiasi perjalanan kami menuju ruangan B1, bagian rawat inap.      Sama seperti rumah sakit pada umumnya, Rumah Sakit Raden Mat Taher yang ada di Kota Jambi ini termasuk rumah sakit yang menghadirkan suasana mencekam. Bagiku rumah sakit selalu mencekam, terutama tentang kesedihannya. Orang-orang yang biasa bersama dengan tawa, kini mesti berlarut dengan kesedihan karena penyakit. Bahkan tidak sedikit yang mesti mendatangkan tangisan penuh kesedihan karena kematian.      Sebelum menaiki tangga menuju lantai dua, aku sempat meliihat seorang anak muda yang tidak sanggup lagi berjalan. Ia didorong diatas kursi roda bertangkaikan infus di samping kanannya. Tatapannya kosong. Sayang sekali rasanya, umur semu