Skip to main content

Tualang


Masalah bukanlah hal yang tabu dalam kehidupan. Dengan demikian, masalah sudah tersebar merata di muka bumi. Baik dahulu maupun saat ini. Sehingga penyelesaian masalah terkadang lebih baik dengan cara pergi ke tempat baru membawa masalah dan menyelesaikannya dengan hal baru yang ada. Entah itu pengalaman, adat istiadat, ataupun cara-cara tuhan melalui alam raya.

Berpetualanglah duhai jiwa muda !

Berpetualang untuk menyelesaikan masalah maupun berpetualang untuk mendapatkan masalah, kemudian kembali pulang dan menyelesaikannya dirumah. Karena tujuan dari sebuah perjalanan adalah pulang.

Berpetuanglah lah untuk mencari arti hidup.

Berlarilah di bentang alam seperti anak-anak, berjalanlah pada semesta seperti orang dewasa. Jika tak sanggup seperti keduanya, merangkaklah seperti bayi yang haus akan pengalaman dan pantang menyerah.

Rekam ! Rekam semua pengalaman dalam rangkaian tulisan, untuk mengikat, melekat dengan erat.

Tere liye pernah berkata, salah satu cara menulis yaitu mengisi amunisi. Cara mengisi amunisi tersebut selain dengan banyak membaca buku dan bertemu dengan orang-orang bijak, juga penting adalah "berkelana".

Ceritakan semua hasil kelana itu dalam bait-bait sajak, agar kau dengannya tak berjarak. Menulis akan senantiasa mendekatkanmu dengan kenangan. Walaupun kenangan itu pahit.

Cara terbaik untuk mengungkapkan kemarahan adalah dengan cara menulis, agar suatu saat kemarahan itu bisa dihapus. Cara terbaik untuk bersedih adalah dengan menulis, agar suatu saat kita dapat belajar dari pengalaman. Cara terbaik untuk bahagia adalah dengan menulis, agar kebahagiaan kita kekal abadi dalam tulisan dan mengabdi untuk bumi.

Comments

Popular posts from this blog

Buku Hijau

Untukmu saksi bisu. Denganmu garis-garis perjuangan ku ukirkan. Denganmu bait-bait cinta kurangkaikan. Denganmu segala sendu kusampaikan. Dan denganmu jutaan semangat ku hamburkan. Kau hanya diam tersenyum melihatku menulis diatasmu. Kaulah sahabat sebenar-benar sahabat. Tidak khianat. Sekarang tetaplah bisu. Tapi nanti setelah aku mati. Ceritakanlah sejarah juang dan mimpi-mimpiku pada manusia dan semesta. Karena aku hanyalah manusia egois yang ingin jiwaku tetap hidup, walau raga telah tiada. Sahabat, kau akan menjadi pemantik perubahan dunia. Terima kasih sahabatku, setia selalu. Walau kita terpisah oleh dimensi ruang dan waktu. ~dorelefendi

Kesadaran

     Hanya ada suara adzan di masjid ketika kami melakukan kunjungan ke salah satu rumah sakit di sudut kota. Mungkin karena malam, sehingga tempat ini tidak begitu ramai akan suara. Langkah kaki bergesek ke lantai terdengar, sesekali terdengar juga suara orang-orang yang melintas menghiasi perjalanan kami menuju ruangan B1, bagian rawat inap.      Sama seperti rumah sakit pada umumnya, Rumah Sakit Raden Mat Taher yang ada di Kota Jambi ini termasuk rumah sakit yang menghadirkan suasana mencekam. Bagiku rumah sakit selalu mencekam, terutama tentang kesedihannya. Orang-orang yang biasa bersama dengan tawa, kini mesti berlarut dengan kesedihan karena penyakit. Bahkan tidak sedikit yang mesti mendatangkan tangisan penuh kesedihan karena kematian.      Sebelum menaiki tangga menuju lantai dua, aku sempat meliihat seorang anak muda yang tidak sanggup lagi berjalan. Ia didorong diatas kursi roda bertangkaikan infus di samping kanannya. Tatapannya kosong. Sayang sekali rasanya, umur semu