Sepertinya kita mesti banyak berlapang dengan hati. Membukanya perlahan, agar kelihatan apa yang di sekeliling. Mata hati. Namanya juga mata, tidak punya kemampuan meliahat apa yang jauh. Yang terhalang oleh kabut tebal yang menutupi perbukitan di luar sana. Mata semestinya kita gunakan untuk melihat apa yang ada di sekeliling kita. Ya, sekeliling. Artinya dekat. Kita terlalu sering memaksakan untuk melihat sesuatu yang besar, hingga mata kita tertutupi.
Perlahan kita gunakan mata kita untuk menikmati hal-hal sederhana yang terjadi di sekitar. Hal-hal kecil yang sebelumnya hanya kita anggap sebagai sesuatu yang tidak perlu dilihat, sehingga kita hanya menggunakan sebelah mata untuk melihatnya. Lebih dalam lagi, kita tidak berniat membuka mata hati untuk melihat yang sederhana.
Sekarang kita bisa mencobanya. Coba sisihkan waktu untuk melihat orang-orang yang sering bersama kita setiap hari. Dengan hal-hal sederhana yang mereka berikan. Entah itu sekadar senyuman, sapaan selamat pagi, atau dengan bantuan yang mereka hadirkan setiap hari. Artinya, orang-orang yang kontinyu dengan hal-hal sederhana itulah mereka yang benar-benar cinta yang engkau butuhkan. Belajarlah untuk mencintai cinta itu sendiri. Maka kau akan abadi dalam kebahagiaan.
Kadang tidak jarang kita melakukan hal sebaliknya. Membesar-besarkan permasalahan yang tidak sengaja oleh mereka. Kita lebih mengutamakan menebar kebencian serta dendam kepada orang-orang yang kita anggap musuh. Tidak seharusnya kita seperti itu. Sebesar apapun permasalahan yang dihadirkan, cobalah untuk mengalah. Mengerti akan situasi dan kondisi. Buang jauh-jauh permusuhan dan kebencian. Kau akan merasakan nikmatnya bahagia.
Seperti yang dikatakan oleh syeikh badiuzzaman said nursi. "Yang layak untuk dicintai adalah cinta itu sendiri, dan yang layak untuk dimusuhi adalah permusuhan itu sendiri"
Perlahan kita gunakan mata kita untuk menikmati hal-hal sederhana yang terjadi di sekitar. Hal-hal kecil yang sebelumnya hanya kita anggap sebagai sesuatu yang tidak perlu dilihat, sehingga kita hanya menggunakan sebelah mata untuk melihatnya. Lebih dalam lagi, kita tidak berniat membuka mata hati untuk melihat yang sederhana.
Sekarang kita bisa mencobanya. Coba sisihkan waktu untuk melihat orang-orang yang sering bersama kita setiap hari. Dengan hal-hal sederhana yang mereka berikan. Entah itu sekadar senyuman, sapaan selamat pagi, atau dengan bantuan yang mereka hadirkan setiap hari. Artinya, orang-orang yang kontinyu dengan hal-hal sederhana itulah mereka yang benar-benar cinta yang engkau butuhkan. Belajarlah untuk mencintai cinta itu sendiri. Maka kau akan abadi dalam kebahagiaan.
Kadang tidak jarang kita melakukan hal sebaliknya. Membesar-besarkan permasalahan yang tidak sengaja oleh mereka. Kita lebih mengutamakan menebar kebencian serta dendam kepada orang-orang yang kita anggap musuh. Tidak seharusnya kita seperti itu. Sebesar apapun permasalahan yang dihadirkan, cobalah untuk mengalah. Mengerti akan situasi dan kondisi. Buang jauh-jauh permusuhan dan kebencian. Kau akan merasakan nikmatnya bahagia.
Seperti yang dikatakan oleh syeikh badiuzzaman said nursi. "Yang layak untuk dicintai adalah cinta itu sendiri, dan yang layak untuk dimusuhi adalah permusuhan itu sendiri"
Comments
Post a Comment